SUSUNAN
KIMIA DAN FISIKA SEL
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Kuliah Biologi Sel,
Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Oleh
Kelompok
III
SAMBUNG
NADIYAWATI
|
(172154029)
|
REZA
FAUZI DWISANDI
|
(172154036)
|
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SILIWANGI
2019
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur tetap tercurah limpahkan kehadirat Allah swt, karena berkat rahmat
dan kasih sayang-Nya, telah memberikan kekuatan, kesehatan, kelancaran kepada
penulis untuk dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Susunan Kimia dan Fisika Sel” yang
ditujukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Siliwangi.
Tidak lupa shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada nabi kita, Nabi Muhammad SAW yang
telah mengajarkan kita agama islam yang sempurna sebagai anugerah terbesar bagi
seluruh umat manusia di dunia ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
begitu banyak pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak
Drs. Suharsono, M.Pd. selaku dosen pengampu matakuliah Biologi Sel, Jurusan
Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi;
2. Bapak
Egi Nuryadin, S.Pd., M.Si. selaku dosen pengampu matakuliah Biologi Sel,
Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Siliwangi;
3. Keluarga
yang telah memberikan do’a serta motivasi dan dukungan terhadap terselesaikannya
makalah ini;
4. Rekan-rekan
satu kelompok yang telah saling membantu dalam penyusunan makalah ini; dan
5. Rekan-rekan
seperjuangan mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi yang senantiasa memberi
dukungan serta semangat kami.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran demi kesempurnaan isi makalah ini sehingga bermanfaat bagi setiap orang.
Tasikmalaya,
10 Februari 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR
ISI ....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah ..................................................................
B. Rumusan
Masalah ............................................................................
C. Tujuan
Makalah ...............................................................................
D. Manfaat
Makalah .............................................................................
BAB
II KAJIAN TEORI
A. Susunan
Kimia .................................................................................
1. Bahan
Anorganis ......................................................................
a. Air
........................................................................................
b. Gas-gas
................................................................................
c. Garam
Mineral .....................................................................
2. Bahan
Organis ..........................................................................
a. Karbohidrat
..........................................................................
b. Lemak
..................................................................................
c. Protein
..................................................................................
d. Asam
Inti .............................................................................
e. Enzim
...................................................................................
f.
Vitamin ................................................................................
g. Hormon
................................................................................
h. Antibodi
...............................................................................
B. Sifat
Fisika Sel .................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
..........................................................................................
B. Saran
................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sel merupakan satuan struktural terkecil fungsional
makhluk hidup dimana keberadaannya sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan
tingkah laku dari masing-masing makhluk hidup. Setiap sel memiliki memiliki
perbedaan, tetapi juga memiliki persamaan. Misalnya, tiap-tiap sel memerlukan
nutrisi untuk mempertahankan kehidupan, dan semua sel hampir seluruhnya
mempunyai nutrien yang sama jenisnya. Semua sel menggunakan oksigen sebagai
salah satu zat utama untuk membentuk energi. Semua sel dasarnya sama dan semua
sel juga mengirimkan hasil-hasil akhir reaksi kimianya kedalam cairan
sekitarnya. Hampir semua sel juga mempunyai kemampuan untuk berbiak atau memperbanyak
diri. Bila ada sel yang rusak, maka sel-sel yang tersisa dari jenisnya akan
memperbanyak diri sampai jumlahnya kembali lengkap. Sel mengandung inti bagian
utama, yaitu inti dan sitoplasma. Inti dipisahkan dari sitoplasma oleh membran
inti dan sitoplasma dipisahkan dari cairan sekitarnya oleh membran sel.
Substansi yang menyusun sel bersama-sama disebut protoplasma.
Protoplasma merupakan suatu bagian yang terdiri atas
bahan yang kompleks dan terlindung dengan baik. Protoplasma biasa dikenal
dengan sebutan sel. Berbeda dengan benda tak hidup atau benda mati yang tidak
memilki protoplasma. Protoplasma dibedakan atas komponen protoplasma dan non
protoplasma. Komponen protoplasma terdiri atas membran sel, inti sel, dan
sitoplasma. Komponen non protoplasma dapat pula disebut sebagai benda ergastik.
Sifat biologi sel yaitu terstruktur atau berorganisasi
dan beraktivitas atau berkegiatan. Maksud dari berstruktur atau berorganisasi,
yaitu sel memiliki dimensi, sel memiliki susunan tertentu, dan memiliki bentuk.
Sedangkan maksud dari berkegiatan atau beraktivitas yaitu di dalam tubuh sel
terdiri reaksi kimia, tumbuh, reproduksi, dan peka terhadap perubahan
lingkungan.
Sel memiliki sistem organisasi molekular dan biokimia
yang mampu menyimpan informasi, menterjemahkan informasi untuk memsintesis
molekul sel serta menggunakan sumber energi untuk melakukan kegiatan.
Berdasarkan penjelasan diatas dan mengingat pentingnya kajian tentang sel baik
secara struktural dan fungsional serta mekanismenya menarik minat untuk menyusun
makalah sel biologi molekular tentang “SUSUNAN
KIMIA DAN FISIKA SEL”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
susunan kimia pada sel?
2. Bagaimana
sifat kimia dan fisika sel?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan
rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui:
1. Susunan
kimia pada sel.
2. Sifat
kimia dan fisika sel.
D. Manfaat Makalah
Makalah “Susunan Kimia dan Fisika
Sel” ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun
secara praktis.
1.
Manfaat Teoritis
Makalah ini
diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat
berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi ilmu biologi.
2.
Manfaat Praktis
Sebagai wawasan
penambah pengetahuan dan konsep keilmuwan terutama pada biologi sel, bagi
penulis dan pembaca, khususnya kepada tenaga pendidik.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Susunan Kimia Sel
1.
Bahan
Anorganis
a.
Air
Suharsono.,
(2017: 44-45) menyatakan,
Dalam sel air berjumlah kurang lebih 60-95%
tergantung pada tempat hidup makhluk hidup. Bagi makhluk hidup yang hidup di
darat lebih sedikit di banding dengan makhluk hidup yang hidup di air.
1)
Sebagai
pelarut, bahan-bahan kimia yang ada di dalam sel baik bahan anorganis maupun
bahan organis (glukosa, asam amino, asam lemak, dan berbagai vitamin) larut
dalam air membentuk sitoplasma, pengertian larut dalam hal ini bisa membentuk
larutan, koloid, atau suspensi.
2)
Sebagai
hidrolisa, ion-ion H+ dan ion OH- dan air akan bersenyawa dengan pecahan atau
gugusan molekul bahan organis kompleks sehingga terjadi bahan yang bersusunan
molekul sederhana.
3)
Absorpsi
panas, sangat penting untuk hewan-hewan berdarah panas unutk mempertahankan
suhu tubuh agar tetap stabil panasnya. Apabila karena aktivitas usuhu sel-sel
naik, maka suhu akan diturunkan pada suhu normal dengan mengeluarkan keringat.
4)
Sebagai
pengangkut bahan-bahan yang dibutuhkan oleh sel serta mengangkut bahan-bahan
yang tidak diperlukan seperti sisa-sisa metabolisme diangkut keluar lewat media
air.
5)
Sebagai
medium berbagai proses, dimana proses-proses kimia, fisika, biologi menggunakan
air sebagai mediumnya.
6)
Bahan
baku karbohidrat, pada proses fotosintesa diperlukan air dan karbondioksida
sebagai bahan baku utamanya. Kalau air tidak tersedia maka karbohidrat tidak
dapat disintesa.
Air adalah
komponen kimia yang menonjol dalam organisme hidup sifat fisiknya yang unik,
mencakup kemampuannya melarutkan banyak molekul organik dan anorganik, berasal
dari struktur dipolar air dan kapasitas yang luar biasa untuk membentuk ikatan
hidrogen. Sifat air yang berinteraksi dengan biomolekul yang dilarutkan
mempengaruhi struktur keduanya yaitu biomolekul dan air itu sendiri. (Murray,
Robert K., 2014:7)
Diperkuat oleh pernyataan Poedjiadi
(2012: 427)
Keseimbangan air
berkaitan langsung dengan fungsi homeostatik lingkungan dalam seseorang, yaitu
konsentrasi ion hidrogen, konsentrasi air dan elektrolit, tekanan osmotik, suhu
dan keseimbangan lain dalam cairan intestin.
b. Gas-gas
Suharsono.,
(2017: 45) menyatakan,
Selain air dalam
sel juga terdapat gas-gas, yaitu gas oksigen (O2), karbondioksida (CO2),
nitrogen (N2) dan amonia (NH2). Gas oksigen masuk dalam sel melalui respirasi,
dan dalam sel berguna untuk oksidasi bahan makanan supaya menghasilkan energi
(ATP) gas karbon dioksida berada dalam sel sebagai sisa dari metabolisme bahan
makanan (karbohidrat dalam sel dapat membentuk HCO3- dan dalam udara oleh
tumbuhan digunakan sebagai bahan pembentuk karbohidrat. Gas nitrogen masuk
bersama-sama dengan gas O2, dalam sel gas ini tidak dipergunakan, beberapa sel
tumbuhan tertentu dapat menggunakan untuk membentuk nitrat. Amonia merupakan
ampas dari metabolisme protein dalam se hewan dikeluarkan oleh tubuh karena sebagai
racun, ada yang diubah menjadi ureum, asam urat dan nitrat.
c. Garam-garam Mineral
Suharsono.,
(2017: 45-46) menyatakan,
Terdiri dari
unsur-unsur C, H, O, P, K, N, S, Ca, Fe, Mg, Na, Cl, Cu, Mn, Zn, Mo, dan
lain-lain. Unsur Ca, Mg, Na, K, P, S dan Cl menempati 60-80% bahan kimia sel,
fungsi unsur-unsur tersebut adalah:
1)
Ca,
banyak terdapat dalam sel terutama sel tulang dan gigi, dalam cairan sel
sebagai coagulasi darah, serat jantung dan permiabilitas membran.
2)
Mg,
unsur ini bergabung dengan Cu dan P untuk tulang dan juga chloropil.
3)
Na,
bekerjasama dengan Cl dan CHO3 mengatur keseimbangan asam basa dan tekanan
osmosis.
4)
K,
merupakan komponen utama cairan intra selluler (plasma cell)
5)
P,
bergabung dengan Ca dan Mg dalam membangun tulang dan gigi, pembentukan protein
dan lemak.
6)
S,
ikut membangun protein dan deviratnya.
7)
Cl,
sebagai garam dapur untuk perimbangan kadar air dan tekanan osmotis.
8)
Fe,
pernafasan selluler, haemoglobin, dan enzim.
9)
Cu,
sebagai activator dan pembentukan enzim.
10) Mn, aktifator
beberapa enzim.
11) Zn, membina
beberapa enzim, hormon.
12) Co, untuk
pembentukan darah.
2. Bahan Organis
a. Karbohidrat
Suharsono.,
(2017: 46-47) menyatakan,
Karbohidrat
dibangun unsur C, H, dan O. Berdasarkan susunan molekulnya dibagi menjadi 3
golongan yaitu;
1) Polisakarida
Polisakarida,
mempunyai rumus molekul (C6H10O5)x, X di isi puluhan
sampai ribuan, contoh polisakarida diantaranya amilum, cellulosa, pektin,
khitin, heparin, dan lain-lain.
2) Disakarida
Disakarida
mempunyai rumus molekul C12H22O11, terdiri dari dua
molekul sakarida dan bila dihidrolisa pecah menjadi monosakarida. Contoh
disakarida diantaranya sukrosa, laktosa, maltosa dan cellobiosa.
3) Monosakarida
Monosakarida
mempunyai rumus molekul CnH2nOn dimana nilai n antara 3 dan 6. Ada empat golongan
yaitu sucrosa, lactosa, maltosa dan cellobiosa.
b. Lemak
Suharsono.,
(2017: 47) menyatakan,
Disusun oleh unsur
C, H, dan O. Bedanya dengan karbohidrat atom O lebih sedikit, sedangkan atom H
lebih banyak. Lipid digolongkan dalam lipid dan lipoid.
1) Lipid
Merupakan ester
asam lemak dengan berbagai alkohol, contoh lemak (fat) dan lilin (wax)
2) Lipoid
Merupakan asam
lemak yang berisi golongan lain dengan alkohol, yang termasuk lipoid glikolipid
dan lipoprotein.
c. Protein
Suharsono.,
(2017: 47-48) menyatakan,
Terdiri dari unsur
C, H, O dan N atau kadang-kadang unsur S, P. Dibina atas polimer asam amino
yang panjang. Terdapat dua puluh macam asam amino utama, satu protein berbeda
dengan protein lainnya bisa oleh perbeaan jumlah asam amino, urutan asam amino
atau keisomeranya. Protein digolongkan menjadi tiga yaitu protein sederhana,
protein gabungan dan protein tambahan. Protein sederhana adalah protein yang
apabila dihidrolisa menghasilkan asam amino saja. Contoh albumin, globulin, dan
albuminoid. Protein gabungan adalah selain asam amino mengandung prosthtis,
contoh : nukleoprotein, micin, casein, dan lain-lainnya. Protein tambahan yaitu
perombakan yang tidak sempurna contoh proteosa, peptida dan pepton.
d. Asam Inti
Suharsono.,
(2017: 48) menyatakan,
Asam yang terdapat
dalam inti, ada dua macam yaitu : DNA (Deoxyribose Nucleid Acid) dan RNA
(Ribose Nucleid Acid). Watson dan Crick mengemukakan bahwa DNA merupakan rantai
ganda yang membentuk pilinan sejajar (double helix), sedangkan RNA merupakan
ratai tunggal. Ada tiga macam RNA-m (messenger) RNA yaitu RNA-t (transfer) dan
RNA-r (ribosom).
e. Enzim
Suharsono.,
(2017: 48) menyatakan,
Merupakan protein
yang mempunyai sifat-sifat diantaranya bekerja khusus sebagai biokatalisator,
bekerja pada suhu dan Ph optimum. Enzim jumlahnya ribuan macam dan digolongkan
dalam enam kelompok yaitu oxidoreductaste, transferase, hydrolase, isomerase,
lyase, dan ligase.
Oksidoreductaste
berperan dalam memindahan elektron dari satu molekul ke molekul lain,
tranferase mentransfer golongan kimia dari satu molekul ke molekul yang lain,
hydrolase memecah molekul kompleks menjadi sederhana, isomerase mengubah letak
molekul menjadi isomer, lyase mengeluarkan suatu golongan dari molekul dan
ligase merangkai dua molekul sederhana menjadi molekul kompleks.
Enzim
adalah polimer biologis yang mengatalisis reaksi kimia yang memungkinkan
berlangsungnya kehidupan seperti yang kita kenal. (Murray, Robert K., 2014: 61)
Oleh Commision on Enzymes of the
International Union of Biochemistry, enzim dibagi dalam enam golongan besar.
Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia dimana enzim memegang peranan.
Enam golongan tersebut adalak Oksidoreduktase, Transferase, Hidrolase, Liase,
Isomerase dan Ligase. (Poedjiadi, Anna., 2012: 427).
f.
Vitamin
Suharsono.,
(2017: 48-49) menyatakan,
Vitamin sangat
penting bagi tubuh dan didapat dari luar, diperlukan dalam jumlah sedikit tapi
vital. Pada tumbuhan vitamin di sintesa sendiri tapi belum jelas kegunaannya.
Beberapa vitamin dapat disintesa oleh sel hewan, dalam tubuh manusia pun dapat
disintesa tetapi bahan mentahnya dari luar dan disebut provitamin (pro vit A
dan D) ada dua golongan vitamin yang larut dalam lemak (vit A,D,E dan K) dan
yang larut dalam air. Fungsi adalah membina berbagai zat, melancarkan reaksi
kimia.
Diperkuat oleh pernyataan
Poedjiadi (2012: 397-398).
Vitamin adalah
senyawa oganik tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang
tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan penting untuk melangsungkan
pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan. Kebanyakan vitamin-vitamin ini
tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa diantaranya masih dapat dibentuk
oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang
terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya tubuh harus
memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Jadi, vitamin mengatur metabolisme
mngubah lemak dan karbohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur pembentukan
tulang dan jaringan.
g. Hormon
Hormon
dihasilkan oleh sel atau suatu kelenjar tertentu yang disebut kelenjar
endokrin, dan dapat juga dibuat secara sintesis. Guna amat penting yaitu
mengkoordinir segala proses agar berjalan normal. (Suharsono., 2017:49).
Hormon-hormon
melaksanakan berbagai fungsi dalam tubuh. Mereka mempertahankan homeostatis;
memerantarai respons-respons terhadap rangsangan-rangasangan lingkungan; dan
meregulasi pertumbuhan, perkembangan, serta reproduksi. (Campbell, Neil A.,
2010: 141(3)).
h. Antibodi
Zat
ini disintesa di dalam sel untuk menyerang atau pertahanan sel dari antigen
yang masuk ke dalam sel. (Suharsono., 2017:49).
B.
Sifat
Fisika Sel
Suharsono., (2017: 49)
menyatakan,
Selain memiliki sifat-sifat kimiawi, sel
juga memiliki sifat-sifat fisika. Sifat fisika itu diantaranya adalah selain
bentuk larutan protoplasma juga mempunyai koloid. Molekul-molekul sederhana
membentuk larutan, sedang molekul-molekul kompleks membentuk suspensi. Ada dua
fase yang dialami sel dalam sistem koloid yaitu sol ke gel atau gel ke sol.
Fase inilah yang menyebabkan sel bisa berkerut dan menjulur.
Karena sifat fisik protoplasma seperti
diatas maka sel yang mempunyai kepermeabelan selektif (semi permeable)
menyebabkan didalam sel terjadi peristiwa difusi, osmosis, difusi berfasilitas
dan transfor aktif.
Diperkuat oleh pernyataan
Poedjiadi (2012: 198-200).
Proses difusi dapat berlangsung apabila
ada perbedaan konsentrasi antara kedua larutan yang dipisahkan oleh membran.
Dalam proses difusi ini zat yang terlarut dapat berpindah dari larutan
berkonsentrasi tinggi ke larutan berkonsentrasi rendah, hingga tercapai
keseimbangan. Pada keadaan keseimbangan, konsentrasi kedua larutan sama besar.
Proses osmosis ialah proses perpindahan
pelarut suatu zat melalui membran permeabel selektif sebagai pelarut zat-zat
pada makanan dalam tubuh ialah air. Oleh karena itu, osmosis yang terjadi ialah
proses perpindahan air melalui membran sel. Perpindahan air berlangsung dari
larutan yang encer ke dalam larutan yang lebih pekat dan mengakibatkan terjadinya
suatu tekanan dari zat cair yang disebut tekanan osmosis.
Pada dasarnya proses transfor pasif sama
dengan difusi biasa, yaitu berlangsung dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
yang lebih rendah.
Diperkuat
pula oleh pernyataan Campbell (2010: 142-143 (1)).
Suatu zat akan
berdifusi dari tempat yang konsentrasinya lebih tinggi ke tempat yang
konsentrasinya lebih rendah. Dengan kata lain, zat apapun akan berdifusi
menuruni gradien konsentrasi. Difusi zat melintasi membran biologis disebut
transfor pasif (passive transport) karena sel tidak harus mengeluarkan energi
agar hal ini terjadi.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Seiring
berkembangnya teknologi yang semakin lama semakin pesat, maka ilmu pengatahuan
pun ikut berkembang serta mengiringinya, salah satunya yakni ilmu biologi.
Dalam ilmu biologi tentunya terdapat banyak cabang ilmu salah satunya ilmu yang
mempelajari tentang sel atau dikenal dengan istilah Sitologi.
Sel
tentunya memiliki susunan serta sifat kimia dan fisika. Susunan kimia sel
terdiri dari bahan anorganis seperti air, gas-gas, garam mineral, serta bahan
organis seperti karbohidrat, lemak, protein, asam inti, enzim, vitamin, hormon,
dan antibodi. Karena ada struktur penyusun sel akibatnya sel memiliki sifat
kimia dan sifat fisika.
Sifat
kimia dan fisika berlangsung di dalam protoplasma yang merupakan bagian hidup
dari sebuah sel yang dikelilingi oleh membran plasma yang terdiri dari campuran
mikromolekul dan makromolekul sehingga didalamnya akan terjadi dispersi zat.
Dispersi zat merupakan tercampurnya zat secara merata yang terbagi menjadi tiga
jenis yakni, larutan, koloid dan suspensi. Akibatnya sel memiliki kepermeabelan
selektif yang menyebabkan terjadinya transfor membran sel.
Tranfor
membran sel ini dibagi menjadi dua yakni transfor pasif yang terdiri dari
difusi sederhana, difusi berfasilitas, dan osmosis serta transfor aktif. Pada transfor pasif ini
transfor membran yang menggunakan prinsip difusi sehingga terjadi perpindahan
zat/ion/molekul dari daerah konsentrasi zat tinggi ke konsentrasi zat rendah,
serta proses ini tidak memerlukan energi/ATP. Sedangkan transfor aktif merupaka
pergerakan zat terlarut terhadap gradien konsentrasi dari daerah zat
konsentrasi rendah ke daerah zat konsentrasi tinggi, serta proses ini
memerlukan energi/ATP.
B.
Saran
Susunan
kimia dan fisika sel merupakan materi yang sangat sulit dipelajari tanpa sarana
dan prasarana penunjang dalam pembelajarannya, seperti literatur, baik dari
buku, internet atau sumber lain yang representative, sehingga akan lebih memahami
bioproses yang terjadi di dakam sel. Namun, dalam mempelajari susunan kimia dan
fisika sel tentunya harus mempunyai bekal dalam pemahaman ultra struktur sel
terlebih dahulu, karena ultra struktur sel merupakan materi yang tidak bisa
dipisahkan dengan susunan kimia dan fisika sel.
Kepada
para pembaca jika ingin lebih mengetahui mengenai materi susunan kimia dan
fisika sel hendaknya merasa tidak puas dengan apa yang disajikan penulis dan
dapat membaca buku atau literatur lain yang memuat tentang susunan kimia dan
fisika sel untuk menambah pemahaman terkait materi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,
Neil A,. et all. (2012). Biologi Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Campbell,
Neil A,. et all. (2012). Biologi Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.
Murray,
Robert K,. et all (2012). Biokimia Harper.
Jakarta: EGC Medical Publisher.
Poedjiadi,
Anna,. (2012). Dasar-dasar Biokimia. Depok:
UI Press.
Suharsono,.
et all.(2017). Biologi Sel.
Tasikmalaya: LPPM Universitas Siliwangi.
Comments
Post a Comment